This is it
Kamis, 26 Juni 2014
Kamis, 19 Juni 2014
Video Reproduksi Anakan Komodo
Rabu, 18 Juni 2014
Why Do Leaves Change Colour in Autumn?
Photosynthesis
Leaves are nature's food factories. Plants take water from the ground through their roots. They take a gas called carbon dioxide from the air. Plants use sunlight to turn water and carbon dioxide into oxygen and glucose. Oxygen is a gas in the air that we need to breathe. Glucose is a kind of sugar. Plants use glucose as food for energy and as a building block for growing.Autumn Preparations for Winter
As summer ends and autumn comes, the days get shorter and shorter. This is how the trees "know" to begin getting ready for winter.During winter, there is not enough light or water for photosynthesis. The trees will rest, and live off the food they stored during the summer. They begin to shut down their food-making factories. The green chlorophyll disappears from the leaves.
As the bright green fades away, we begin to see yellow and orange colors. Small amounts of these colors have been in the leaves all along. We just can't see them in the summer, because they are covered up by the green chlorophyll.
The bright reds and purples we see in leaves are made mostly in the fall. In some trees, like maples, glucose is trapped in the leaves after photosynthesis stops. Sunlight and the cool nights of autumn cause the leaves turn this glucose into a red color.
The brown color of trees like oaks is made from wastes left in the leaves.
It is the combination of all these things that make the beautiful fall foliage colors we enjoy each year.
Plants are busy growing all summer long. But how do they survive the dark, dry days of winter?
Read More →
Easy Reading - The Colors of Fall LeavesPlants make their own food. They take water from the ground through their roots. They take a gas called carbon dioxide from the air. They turn water and carbon dioxide into food and oxygen. Oxygen is a gas in the air that we need to breathe.
Plants make their food using sunlight and something called chlorophyll. Chlorophyll gives leaves their green color.
Winter
days are short and dry. Many plants stop making food in the fall. The
chlorophyll goes away. Then we can see orange and yellow colors. These
colors were in the leaves all summer, but the green covered them up.
Some leaves turn red. This color is made in the fall, from food trapped in the leaves.
Brown colors are also made in the fall. They come from wastes left in the leaves.
Copywright:http://www.sciencemadesimple.com/leaves.html
Some leaves turn red. This color is made in the fall, from food trapped in the leaves.
Brown colors are also made in the fall. They come from wastes left in the leaves.
Copywright:http://www.sciencemadesimple.com/leaves.html
Senin, 07 Januari 2013
Bagaimana Tubuh Mengontrol
Glukosa dalam Darah Kita?? (*)
Oleh: Adilla Yuniar P. (**)
Nah sebelum kita berbicara tentang pengontrolan gula darah,
sebaiknya kita perlu tahu nih apa sih hipoglikemia dan hiperglikemia itu????
Lets check it J
Seperti yang kita tahu bahwa
konsentrasi gula darah pada manusia normal adalah antara 80-100 mg/100ml. Setelah
kita makan makanan sumber karbohidrat, konsentrasi gula darah dapat meningkat
hingga 120-130 mg/100ml, kemudian turun menjadi normal kembali. Dalam keadaan berpuasa
konsentrasi glukosa darah turun hingga 60-70 mg/100ml. Kondisi glukosa darah
yang lebih tinggi daripada normal disebut hiperglikemia
pada kondisi ini glukosa dikeluarkan oleh tubuh menjadi urine. Sedangkan keadaan glukosa darah yang
lebih rendah daripada normal disebut hipoglikemia.
Proses mempertahankan kadar glukosa yang stabil di dalam darah
merupakan salah satu mekanisme homeostatis yang diatur paling halus dan juga
menjadi mekanisme dalam hati. Sel-sel hati tampak dilewati glukosa dengan bebas,
sedangkan sel-sel pada jaringan ekstrahepatik relatif tidak permiabel. Sebagai
akibatnya, perlintasan lewat membran sel
menjadi tahap-tahap pembatas kecepatan
dalam proses pengambilan glukosa mengalami fosforilasi dengan cepat oleh
enzim
heksokinase pada saat masuk ke dalam sel. Konsentrasi glukosa di dalam
darah merupakan faktor penting yang mengendalikan proses pengambilan glukosa
baik di hati maupun jaringan ekstrahepatik.
Kerja enzim heksokinase dihambat oleh glukosa 6-fosfat, sehingga
beberapa pengontrolan umpan balik dapat dilakukan terhadap pengambilan glukosa
di jaringan ekstrahepatik yang
bergantung pada heksosinase untuk fosforilasi glukosa. Pada hati tidak mengalami kendala ini karena
hati memiliki enzim glukokinase yang
kerjanya tidak dipengaruhi oleh glukosa 6-fosfat. Enzim glukokinase memiliki
hubungan khusus dengan proses pengambilan glukosa ke hati pada konsentrasi yang
lebih tinggi yang ditemukan pada vena porta hati ketika kita memakan makanan
yang mengandung karbohidrat. Jadi enzim
glukokinase merupakan enzim yang penting dalam mengatur glukosa dalam darah
setelah kita makan.
(Vmax) 100 Heksokinase
50 Glukokinase
0 5 10 15 20
Glukosa Darah (mmol/L)
Dalam mekanisme pengontrolan gula darah ada beberapa hormon yang berperan penting, yakni:
·
Hormon Glukagon
·
Hormon Insulin
·
Hormon Epineprin
·
Hormon Kortisol
Hormon Insulin dan Hormon Glukagon Sebagai Aktor Utama dalam Mengatur Glukosa Darah.
Pada berbagai kondisi insulin dan
glukagon secara normal merupakan hormon pengatur yang paling dominan mengubah
jalur metabolik dari anabolisme menjadi
katabolisme bolak-balik dan penghematan glukosa, yang masing-masing bergantung pada
apakah tubuh berada dalam keadaan kenyang atau puasa. Fungsi kedua hormon ini
saling bertolak belakang. Kalau secara umum, sekresi hormon insulin akan
menurunkan kadar gula dalam darah sebaliknya untuk sekresi hormon glukagon akan
meningkatkan kadar gula dalam darah.
A. HORMON INSULIN
Di samping pengaruh langsung
hiperglikemia dalam meningkatkan ambilan glukosa baik ke hati maupun jaringan
perifer, hormon insulin juga digunakan secara nyata untuk mempengaruhi
metabolisme karbohidrat dan protein pada otot rangka. Hormon ini memudahkan
penyerapan glukosa dan asam amino ke dalam otot rangka dan hati, dengan
demikian berperan dalam proses glycogenesis. Secara bersamaan, insulin
menghalangi pelepasan glukosa hati (glycogenolysis) dan produksi glukosa baru dari
nutrien nonkarbohidrat (gluconeogenesis). Hormon ini dihasilkan oleh
sel-sel beta pada Pulau Langerhans
pankreas sebagai reaksi terhadap proses hiperglikemia. Sel-sel pada Pulau
Langerhans dapat dilewati dengan bebas oleh glukosa lewat pengangkut GLUT 2, dan glukosa akan
mengalami proses fosforilasi oleh enzim glukokinase. Karena itu, konsentrasi
glukosa darah menentukan aliran lewat glikolisis, siklus asam sitrat dan
pembentukan ATP. Peningkatan konsetrasi ATP akan menghambat saluran K+ yang
sensitif terhadap ATP sehingga menyebabkan depolarisasi. Keadaan ini akan
meningkatkan aliran masuk Ca+ lewat saluran Ca2+ yang sensitif terhadap voltase dan dengan
demikian menstimulasi eksositosis insulin. Sehingga dengan adanya kadar insulin
yang meningkat, maka akan menurunkan kadar glukosa darah ke tingkat yang normal
karena terjadi peningkatan pemakaian dan penyimpanan glukosa. Sebaliknya penurunan kadar glukosa darah akan
secara langsung menghambat sekresi insulin.
B. HORMON GLUKAGON.
Hormon glukagon merupakan hormon yang dihasilkan oleh
sel-sel alfa pada Pulau Langerhans
pankreas. Sekresi hormon ini dirangsang oleh keadaan hipoglikemia. Hormon ini
berfungsi meningkatkan pembentukan dan pengeluaran
glukosa oleh hati sehingga terjadi peningkatan kadar glukosa darah. Glukagon
menimbulkan efek hiperglikemik dengan menurunkan sintesis glikogen,
meningkatkan glikogenolisis dengan mengaktifkan enzim fosforilase, dan
merangsang glukoneogenesis dari
asam amino dan asam laktat. Baik glikogenolisis maupun glukokagonesis di hati
turut menimbulkan efek hiperglikemia glukagon, yang kerjanya berlawan dengan
kerja insulin.
Kajian Pustaka:
·
Anna, Poedjiati dan F.M. Titin Supriyanti, 1994, Dasar-dasar Biokimia, Jakarta: Universitas
Indonesia Press
·
Murray, Robert K. dkk., 2001, Biokomia Harper edisi 25, Jakarta: EGC
(*) Tugas Mata Kuliah Biokomia, Dosen Pengampu R. Suwasis Hadi
(**) Mahasiswa Prodi Biologi Semeter III, Universitas
Muhammadiyah Surabaya.
Sabtu, 09 Juni 2012
Eter (Alkoksi Alkana)
Senyawa Eter
Eter/Alkoksi Alkana
Eter atau alkoksi alkana adalah golongan senyawa yang mempunyai dua gugus alkyl yang terikat pada satu atom oksigen. Dengan demikian eter mempunyai rumus umum :R–O–R1dimana R dan R1adalah gugus alkil, boleh sama boleh tidak
Contoh :
CH3–CH2–O–CH2–CH3
R = R1(eter homogen)
CH3–O–CH2–CH2–CH3
R-R1(eter majemuk)
2.Penamaan Eter
Ada dua cara penamaan senyawa-senyawa eter, yaitu :
– rantai karbon terpendek yang mengikat gugus fungsi –O– ditetapkan sebagai gugus fungsi alkoksinya.
– rantai karbon yang lebih panjang diberi nama sesuai senyawa alkananya
Contoh : Tabel 5.3 TATA NAMA ETER
Rumus Struktur Eter Nama IUPAC Nama Trivial
CH3–CH2–O–CH2–CH3 Etoksi etana Dietil eter / etil etil eter
CH3–O–CH2–CH2–CH3 Metoksi propane Metil propil eter
CH3–CH2–O–CH2–CH2–CH3 Etoksi propane Etil propil eter
3. Sifat-Sifat Eter
Berbeda dengan senyawa-senyawa alkohol, eter mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1) Titik didih rendah sehingga mudah menguap
4. Kegunaan Eter
Senyawa-senyawa eter yang umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari antara
5.BeberapaReaksi Eter
Eter adalah golongan senyawa organik yang memiliki rumus umum R-O-R'. Beberapa reaksi dari eter diantaranya adalah:
Contoh:
- Pembakaran
Contoh:
- Reaksi dengan Logam Aktif
Berbeda dengan alkohol, eter tidak bereaksi dengan logam natrium (logam aktif).
- Reaksi dengan PCl5
Eter bereaksi dengan PCl5, tetapi tidak membebaskan HCl.
- Reaksi dengan Hidrogen Halida (HX)
Eter terurai oleh asam halida, terutama oleh HI. Jika asam halida terbatas:
Jika asam halida berlebihan:
- Membedakan Alkohol dengan Eter
Alkohol dan eter dapat dibedakan berdasarkan rekasinya dengan logam natrium dan fosforus pentaklorida.
- Alkohol bereaksi dengan logam natrium membebaskan hidrogen, sedangkan eter tidak bereaksi.
- Alkohol bereaksi dengan PCl5 menghasilkan gas HCl, sedangkaTn eter bereaksi tetapi tidak menghasilkan HCl.
Langganan:
Postingan (Atom)