Kamis, 26 Juni 2014

Apalah Artinya

Lihatlah bagaimana awan di atas sana melambai dan berayun. 

Tak jarang menampilkan tawa riangnya. 

Lalu mengapa harus ada mendung yang menyelingi? 

Jika dengan cerah akan menjadi sempurna.

Bukan....

Itu bukan penyempurna!

Mendung datang untuk melihat sejauh mana engkau dapat menghargai cerah dan memahami Sang Hujan.

Menyadari apa yang terjadi di baliknya.

Lalu bagaimana dengan daun yang menguning dan gugur?

Sering melintas, mengapa harus menua sedang masih banyak harapan yang kadang tak terlampui?

Sering kali mengadu "andai punya kesempatan"

Menyadari bahwa perubahan akan pasti menghampiri tanpa menunggu kata "siap"

Mengerti bahwa kita tak ubahnya "unta berakal" yang mengarungi padang pasir.

Terbuai fatamorgana di tengah fana.

Mendamba oase hingga lupa tujuan sebenarnya.

Mengapa kita ada, dan 

Untuk apa kita ada.

Rabu, 18 Juni 2014

Why Do Leaves Change Colour in Autumn?

Photosynthesis

Leaves are nature's food factories. Plants take water from the ground through their roots. They take a gas called carbon dioxide from the air. Plants use sunlight to turn water and carbon dioxide into oxygen and glucose. Oxygen is a gas in the air that we need to breathe. Glucose is a kind of sugar. Plants use glucose as food for energy and as a building block for growing.
Photosynthesis
The way plants turn water and carbon dioxide into oxygen and sugar is called photosynthesis. That means "putting together with light." A chemical called chlorophyll helps make photosynthesis happen. Chlorophyll is what gives plants their green color.


Autumn Preparations for Winter

As summer ends and autumn comes, the days get shorter and shorter. This is how the trees "know" to begin getting ready for winter.
During winter, there is not enough light or water for photosynthesis. The trees will rest, and live off the food they stored during the summer. They begin to shut down their food-making factories. The green chlorophyll disappears from the leaves.
autumn leaves sceneryAs the bright green fades away, we begin to see yellow and orange colors. Small amounts of these colors have been in the leaves all along. We just can't see them in the summer, because they are covered up by the green chlorophyll.
The bright reds and purples we see in leaves are made mostly in the fall. In some trees, like maples, glucose is trapped in the leaves after photosynthesis stops. Sunlight and the cool nights of autumn cause the leaves turn this glucose into a red color.
The brown color of trees like oaks is made from wastes left in the leaves.
It is the combination of all these things that make the beautiful fall foliage colors we enjoy each year.

Plants are busy growing all summer long. But how do they survive the dark, dry days of winter?
Read More →


Easy Reading - The Colors of Fall LeavesPlants make their own food. They take water from the ground through their roots. They take a gas called carbon dioxide from the air. They turn water and carbon dioxide into food and oxygen. Oxygen is a gas in the air that we need to breathe.

Plants make their food using sunlight and something called chlorophyll. Chlorophyll gives leaves their green color.

Winter days are short and dry. Many plants stop making food in the fall. The chlorophyll goes away. Then we can see orange and yellow colors. These colors were in the leaves all summer, but the green covered them up.
Some leaves turn red. This color is made in the fall, from food trapped in the leaves.
Brown colors are also made in the fall. They come from wastes left in the leaves.

Copywright:http://www.sciencemadesimple.com/leaves.html

Senin, 07 Januari 2013

Bagaimana Tubuh Mengontrol Glukosa dalam Darah Kita?? (*)
Oleh: Adilla Yuniar P. (**)
Nah sebelum kita berbicara tentang pengontrolan gula darah, sebaiknya kita perlu tahu nih apa sih hipoglikemia dan hiperglikemia itu???? Lets check it J
Seperti  yang kita tahu bahwa konsentrasi gula darah pada manusia normal adalah antara 80-100 mg/100ml. Setelah kita makan makanan sumber karbohidrat, konsentrasi gula darah dapat meningkat hingga 120-130 mg/100ml, kemudian turun menjadi normal kembali. Dalam keadaan berpuasa konsentrasi glukosa darah turun hingga 60-70 mg/100ml. Kondisi glukosa darah yang lebih tinggi daripada normal disebut hiperglikemia pada kondisi ini glukosa dikeluarkan oleh tubuh menjadi  urine. Sedangkan keadaan glukosa darah yang lebih rendah daripada normal disebut hipoglikemia.
Proses mempertahankan kadar glukosa yang stabil di dalam darah merupakan salah satu mekanisme homeostatis yang diatur paling halus dan juga menjadi mekanisme dalam hati. Sel-sel hati tampak dilewati glukosa dengan bebas, sedangkan sel-sel pada jaringan ekstrahepatik relatif tidak permiabel. Sebagai akibatnya,  perlintasan lewat membran sel menjadi tahap-tahap pembatas kecepatan  dalam proses pengambilan glukosa mengalami fosforilasi dengan cepat oleh enzim heksokinase pada saat masuk ke dalam sel. Konsentrasi glukosa di dalam darah merupakan faktor penting yang mengendalikan proses pengambilan glukosa baik di hati maupun jaringan ekstrahepatik.
Kerja enzim heksokinase dihambat oleh glukosa 6-fosfat, sehingga beberapa pengontrolan umpan balik dapat dilakukan terhadap pengambilan glukosa di jaringan ekstrahepatik  yang bergantung pada heksosinase untuk fosforilasi glukosa. Pada hati tidak mengalami kendala ini karena hati memiliki enzim glukokinase  yang kerjanya tidak dipengaruhi oleh glukosa 6-fosfat. Enzim glukokinase memiliki hubungan khusus dengan proses pengambilan glukosa ke hati pada konsentrasi yang lebih tinggi yang ditemukan pada vena porta hati ketika kita memakan makanan yang mengandung karbohidrat. Jadi enzim glukokinase merupakan enzim yang penting dalam mengatur glukosa dalam darah setelah kita makan.                      
     (Vmax) 100                         Heksokinase
Aktivitas      50                                          Glukokinase
                                                        
                                             
                   0        5                10                 15                20     
                                              Glukosa Darah (mmol/L)
Dalam mekanisme pengontrolan gula darah ada beberapa hormon  yang berperan penting, yakni:
·         Hormon Glukagon
·         Hormon Insulin
·         Hormon Epineprin
·         Hormon Kortisol

Hormon Insulin dan Hormon Glukagon Sebagai  Aktor Utama dalam Mengatur Glukosa Darah.
Pada berbagai kondisi insulin dan glukagon secara normal merupakan hormon pengatur yang paling dominan mengubah jalur metabolik dari anabolisme  menjadi katabolisme bolak-balik dan penghematan glukosa, yang masing-masing bergantung pada apakah tubuh berada dalam keadaan kenyang atau puasa. Fungsi kedua hormon ini saling bertolak belakang. Kalau secara umum, sekresi hormon insulin akan menurunkan kadar gula dalam darah sebaliknya untuk sekresi hormon glukagon akan meningkatkan kadar gula dalam darah.

A.  HORMON INSULIN  
Di samping pengaruh langsung hiperglikemia dalam meningkatkan ambilan glukosa baik ke hati maupun jaringan perifer, hormon insulin juga digunakan secara nyata untuk mempengaruhi metabolisme karbohidrat dan protein pada otot rangka. Hormon ini memudahkan penyerapan glukosa dan asam amino ke dalam otot rangka dan hati, dengan demikian berperan dalam proses glycogenesis. Secara bersamaan, insulin menghalangi pelepasan glukosa hati (glycogenolysis) dan produksi glukosa baru dari nutrien nonkarbohidrat (gluconeogenesis). Hormon ini dihasilkan oleh sel-sel beta pada Pulau Langerhans pankreas sebagai reaksi terhadap proses hiperglikemia. Sel-sel pada Pulau Langerhans dapat dilewati dengan bebas oleh glukosa  lewat pengangkut GLUT 2, dan glukosa akan mengalami proses fosforilasi oleh enzim glukokinase. Karena itu, konsentrasi glukosa darah menentukan aliran lewat glikolisis, siklus asam sitrat dan pembentukan ATP. Peningkatan konsetrasi ATP akan menghambat saluran K+ yang sensitif terhadap ATP sehingga menyebabkan depolarisasi. Keadaan ini akan meningkatkan aliran masuk Ca+  lewat saluran Ca2+  yang sensitif terhadap voltase dan dengan demikian menstimulasi eksositosis insulin. Sehingga dengan adanya kadar insulin yang meningkat, maka akan menurunkan kadar glukosa darah ke tingkat yang normal karena terjadi peningkatan pemakaian dan penyimpanan glukosa.  Sebaliknya penurunan kadar glukosa darah akan secara langsung menghambat sekresi insulin.

B.  HORMON GLUKAGON.
Hormon glukagon merupakan hormon yang dihasilkan oleh sel-sel alfa pada Pulau Langerhans pankreas. Sekresi hormon ini dirangsang oleh keadaan hipoglikemia. Hormon ini berfungsi  meningkatkan pembentukan dan pengeluaran glukosa oleh hati sehingga terjadi peningkatan kadar glukosa darah. Glukagon menimbulkan efek hiperglikemik dengan menurunkan sintesis glikogen, meningkatkan glikogenolisis dengan mengaktifkan enzim fosforilase, dan merangsang glukoneogenesis dari asam amino dan asam laktat. Baik glikogenolisis maupun glukokagonesis di hati turut menimbulkan efek hiperglikemia glukagon, yang kerjanya berlawan dengan kerja insulin.

Kajian Pustaka:
·         Anna, Poedjiati dan F.M. Titin Supriyanti, 1994, Dasar-dasar Biokimia, Jakarta: Universitas Indonesia Press
·         Murray, Robert K. dkk., 2001, Biokomia Harper edisi 25, Jakarta: EGC

(*)    Tugas Mata Kuliah Biokomia, Dosen Pengampu R. Suwasis Hadi
(**) Mahasiswa Prodi Biologi Semeter III, Universitas Muhammadiyah Surabaya. 

Sabtu, 09 Juni 2012

Eter (Alkoksi Alkana)

Senyawa Eter

Eter/Alkoksi Alkana

1.Rumus Umum
Eter atau alkoksi alkana adalah golongan senyawa yang mempunyai dua gugus alkyl yang terikat pada satu atom oksigen. Dengan demikian eter mempunyai rumus umum :R–O–R1dimana R dan R1adalah gugus alkil, boleh sama boleh tidak
Contoh :
CH3–CH2–O–CH2–CH3
R = R1(eter homogen)
CH3–O–CH2–CH2–CH3
R-R1(eter majemuk)

2.Penamaan Eter
Ada dua cara penamaan senyawa-senyawa eter, yaitu :
1) Menurut IUPAC, eter diberi nama sesuai nama alkananya dengan awalan “ alkoksi “ dengan ketentuan sebagai berikut :
– rantai karbon terpendek yang mengikat gugus fungsi –O– ditetapkan sebagai gugus fungsi alkoksinya.
– rantai karbon yang lebih panjang diberi nama sesuai senyawa alkananya

2) Menurut aturan trivial, penamaan eter sebagai berikut : menyebutkan nama kedua
gugus alkil yang mengapit gugus –O– kemudian diberi akiran eter.
Contoh : Tabel 5.3 TATA NAMA ETER
Rumus Struktur Eter Nama IUPAC Nama Trivial
CH3–CH2–O–CH2–CH3 Etoksi etana Dietil eter / etil etil eter
CH3–O–CH2–CH2–CH3 Metoksi propane Metil propil eter
CH3–CH2–O–CH2–CH2–CH3 Etoksi propane Etil propil eter

3. Sifat-Sifat Eter
Berbeda dengan senyawa-senyawa alkohol, eter mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1) Titik didih rendah sehingga mudah menguap
2) Sulit larut dalam air, karena kepolarannya rendah
3) Sebagai pelarut yang baik senyawa-senyawa organik yang tak larut dalam air
4) Mudah terbakar
5) Pada umumnya bersifat racun
6) Bersifat anastetik (membius)
7) Eter sukar bereaksi, kecuali dengan asam halida kuat (HI dan H Br)
4. Kegunaan Eter
Senyawa-senyawa eter yang umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari antara
lain :
1) Dietil eter (etoksi etana) biasanya digunakan sebagai pelarut senyawa-senyawa organik.
Selain itu dietil eter banyak digunakan sebagai zat arestesi (obat bius) di rumah sakit.
2) MTBE (Metil Tertier Butil Eter),Senyawa eter ini digunakan untuk menaikan angka oktan besin menggantikan kedudukan TEL / TML, sehingga diperoleh bensin yang ramah lingkungan. Sebab tidak menghasilkan debu timbal (Pb2+) seperti bila digunakan TEL / TML
5.BeberapaReaksi Eter
Eter adalah golongan senyawa organik yang memiliki rumus umum R-O-R'. Beberapa reaksi dari eter diantaranya adalah:
  1. Pembakaran
Eter mudah terbakar membentuk gas karbon dioksida dan uap air.
Contoh:
  1. Reaksi dengan Logam Aktif
Berbeda dengan alkohol, eter tidak bereaksi dengan logam natrium (logam aktif).
  1. Reaksi dengan PCl5
Eter bereaksi dengan PCl5, tetapi tidak membebaskan HCl.
  1. Reaksi dengan Hidrogen Halida (HX)
Eter terurai oleh asam halida, terutama oleh HI. Jika asam halida terbatas:
Jika asam halida berlebihan:
  1. Membedakan Alkohol dengan Eter
Alkohol dan eter dapat dibedakan berdasarkan rekasinya dengan logam natrium dan fosforus pentaklorida.
  • Alkohol bereaksi dengan logam natrium membebaskan hidrogen, sedangkan eter tidak bereaksi.
  • Alkohol bereaksi dengan PCl5 menghasilkan gas HCl, sedangkaTn eter bereaksi tetapi tidak menghasilkan HCl.
    http://kimiadahsyat.blogspot.com/2009/06/eteralkoksi-alkana-1.html